Data COVID-19 Dipertanyakan Dinkes Semarang, Begini Penjelasan Satgas
Dinas Kesehatan Kota Semarang pernah menanyakan data yang dipunyai Satgas Perlakuan COVID-19 Pusat waktu diumumkannya masalah aktif paling tinggi di Indonesia ada di Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah. Dinkes Semarang menyebutkan ada beda angka yang lain jauh, sampai beberapa ribu di antara data pusat serta derah.
Tentang hal tersebut, Anggota Team Ahli Satgas Perlakuan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mengatakan jika data yang diterima oleh Satgas COVID-19 datang dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Berkaitan dengan data yang diterima Satgas, data kesehatan datang dari Kementerian Kesehatan," kata wanita yang dekat dipanggil Dewi, waktu dikontak IDN Times, Rabu (9/9/2020).
Dewi menerangkan, jumlah masalah positif yang dikatakan oleh Satgas telah diverifikasi oleh Pos Kedaruratan Kesehatan Warga atau Public Health Emergency Operating Center (PHEOC) di Kementerian Kesehatan. Hingga, semua data Satgas berasal disana.
"Jumlah masalah positif yang telah diverifikasi oleh PHEOC, direktorat Surveilans, dari Dirjen P2P. Data itu kami terima dari Pusdatin Kementerian Kesehatan," jelas Dewi.
Langkah Ampuh Memperoleh Kemenangan Dalam Main Judi Bola Online Satgas pusat, menurut Dewi, telah sampaikan pada Satgas wilayah bila ada ketidaksamaan data agar dapat selekasnya lakukan verifikasi serta pengecekan pada PHEOC. Menurut dia, mereka yang memiliki tupoksi berkaitan data masalah positif virus corona.
"Sebab mereka yang mempunyai tupoksi untuk pengecekan masalah positif ialah Team PHEOC dari Kementerian Kesehatan," sebut Dewi.
Dia memberikan tambahan, "Baru saja (Rabu (9/8/2020) sore) saya crosscheck ke PHEOC, team dari Dinkes Semarang telah mengontak PHEOC. Datanya akan coba diverifikasi. Satgas cuma terima data serta menganalisa data. Pengecekan di Kementerian Kesehatan."
Awalnya, Juru Bicara Unit Pekerjaan (Satgas) Perlakuan COVID-19, Wiku Adisasmito, pernah sampaikan jika Kota Semarang menempati tempat pertama untuk masalah aktif virus corona di Indonesia. Angkanya capai 2.317 masalah. Pemerintah ditempat juga menanyakan data yang dipublikasikan oleh Wiku pada Senin (31/8/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dokter Abdul Hakam, menjelaskan faksinya menanyakan asal mula data masalah aktif positif virus corona yang dikatakan Satgas Perlakuan COVID-19 Pusat. Dia bertanya pada Kementerian Kesehatan ihwal data itu.
‘'Dari keganjilan data itu kami langsung bertanya ke pusat data info (pusdatin) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menulis perubahan masalah COVID-19 nasional. Tetapi, pusdatin tidak paham patokan apakah yang dipakai Satgas COVID-19 atau BNPB,'' katanya waktu dikontak IDN Times lewat telephone, Selasa (1/9/2020).
Hakam sampaikan sampai Selasa (1/9/2020) jam 15.00 WIB, banyaknya pasien positif COVID-19 yang terverifikasi masih aktif berdasar data yang digabungkan Dinkes Semarang, dari semua rumah sakit referensi, puskesmas serta rumah isolasi capai 459 masalah. Jumlah itu terbagi dalam 322 pasien ber-KTP Semarang serta 137 pasien di luar kota Semarang.
Awalnya Wiku Adisasmito mengatakan Kota Semarang mempunyai masalah aktif positif virus corona paling tinggi di Indonesia sekitar 2.317 masalah. Selanjutnya, diikuti Jakarta Pusat dengan 1.916 masalah, Kota Medan 1.432 masalah, Kota Surabaya 1.355 masalah, Jakarta Selatan 1.338 masalah, Jakarta Timur 1.327 masalah, Jakarta Utara 1.276 masalah, Makassar 1209 masalah, Jakarta Barat 1.135 masalah.